Seorang Edo terluka karena cinta.
Seorang Dimas diombang-ambingkan cinta.
Seorang Satria tertampar oleh cinta.
Tiga pria dewasa dengan karakter yang tak
sama,
Mengungapkan sisi yang berbeda.
Cinta.
Sekuat apapun seseorang menghindarinya,
Dia akan tetap hadir. Entah memberikan
rasa nyaman
Atau luka hati yang menganga.
Karena cinta itu abadi.
Judul
buku : Eternal Flame
Penulis : Dheean Reean, Kristina Yovita, Naya Corath, Nurisya Febrianti, Susi Lestari.
Diterbitkan pertama kali tahun 2015 oleh PT. Elex Media Komputindo,Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta
Editor : Afrianty P. Pardede
ISBN : 9786020276793
Dicetak oleh Percetakan PT. Gramedia, JakartaHal : 293
Sebelum berbicara panjang lebar
dalam blog ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Mba Nurina yang
telah memilih saya untuk menjadi pemenang Giveaway buku ini di blognya (link).
Saya juga ingin meminta maaf secara khusus kepada mba Nurina, seharusnya saya
memposting tulisan ini setelah saya menerima buku dan membacanya. Diterimanya
buku ini ditangan saya adalah awal bulan Maret ini. Akan tetapi, dikarenakan jadwal
kuli-kuli yang lumayan padat dan mood membaca juga sedang dalam keadaan down.
Jadilah saya baru bercuap-cuap ria di blog ini sekarang. Maafkan saya ya Mba. hehehe... J
Review
Edo terluka oleh cinta.
Cintanya benar-benar pergi selamanya dari hidupnya. Dan merenggut sebagian
dari semangat pria itu. Setiap hari, Edo seakan mempunyai rutinitas untuk pergi
ke stasiun bekasi sambil menenteng sebuah biola. Lalu dia mulai melantunkan
lagu-lagu dari biolanya sambil menunggu, berharap apa yang selama ini
menghilang, dapat ia temukan kembali ditempat yang sama. Bagi Edo, Sophia
adalah segala-galanya. Sophia adalah rumahnya, dan rumahnya itu telah Tuhan
renggut dari kehidupannya.
Cinta tak akan
pernah pergi, dia selalu hadir, saat nafas masih berhembus dan saat hati masih
membuka dirinya
(hal. 242)
Seorang Dimas
diombang-ambingkan cinta. Dimas dan Clara. Pertemuan mereka adalah takdir yang
tak pernah mereka ketahui akan berakhir
dalam sebuah hubungan yang serius. Dan hubungan yang serius itu terhalang oleh
restu Ibunda Dimas yang menginginkan Clara melepas cariernya dan sepenuhnya
menjadi Ibu Rumah Tangga. Sedangkan keteguhan hati Clara yang tidak mau
menyerahkan karirnya, membuat Dimas benar-benar buntu. Setiap pertemuan mereka
hanya dibalut amarah yang tak menemui akhir. Keadaan diperkeruh lagi dengan Ibunda Dimas yang berniat menikahkan Dimas dengan gadis cantik penurut
pilihannya bernama Nurmalita. Hingga Dimas menceritakan semua keluh kesahnya
kepada Edo, teman baik sekaligus tetangganya itu. Dan Edo seolah membuka mata
mereka untuk saling berkomunikasi dari hati kehati bukan dengan ego
masing-masing.
Ada
seseorang yang diam-diam menyukai.
Beberapa
lainnya, terang-terangan menyatakan.
Segelintir
berkoar-koar.
Sebagian mematahkan sendiri cintanya, hatinya.
(hal. 41)
Satria dan Rena. Dua makhluk
Tuhan yang dipertemukan karena takdir, di stasiun Bekasi ini kisahnya tak kalah
menarik. Satria yang diam-diam telah memperhatikan sosok Rena selama dua tahun
bekerja di stasiun membuatnya tak bisa berkata apa-apa ketika takdir
mengajaknya menjemput yang selama ini hanya dia yang lihat. Rena, gadis
berwajah pucat ini begitu menarik perhatian Satria. Sehingga Satria berfikir bahwa dia
tak perlu pergi jauh untuk melihat keindahan, karena keindahan selalu hadir di
depan matanya. Mereka dekat, sampai akhirnya Satria mengatakan apa yang selama
ini dia pendam kepada Rena. Akan tetapi, Rena yang merasa mempunyai rasa yang
sama dengan Satria memilih untuk menolak cinta yang dihadirkan oleh Tuhan
untuknya. Ketakutannya membuat Rena melepas apa yang selama ini Edo fikir
membuat adik angkatnya bahagia.
Jatuh cinta itu
cuma satu. Jatuh dengan bebas, tanpa prasangka ataupun penyesalan. Jatuh cinta
seharusnya membawa kebahagiaan. Karena jatuh cinta itu anugerah dan hanya bisa dirasakan
oleh orang-orang tertentu, orang-orang terpilih. (hal. 190)
Jatuh cinta itu
sederhana. Apabila sudah tidak sederhana, itu artinya kamu harus melepaskan. (hal.218)
Hidup adalah kenyataan.
Sepahit apa pun kenyataan itu, kenyataan tetap ada didepan kamu. Tetapi berdiri
disamping kamu. Tetap menjadi yang terbaik buat kamu. Dan masa lalu, selamanya
hanya akan menjadi bayang gelap yang menyisakan luka. Kamu hanya harus
memberanikan diri untuk menerima kenyataan. Karena kenyataanlah yang pada
akhirnya akan menang dan memberikan akhir yang bahagia. (hal. 232)
Eternal Flame dituliskan oleh
lima orang yang berbeda karakter ( ini menurut pendapat saya ya, hasil ngintip biodata bagian akhir novel, hehehe). Akan tetapi, mereka benar-benar mampu membuat
saya bangga memiliki buku ini. Setiap orang punya gaya penulisan yang tidak
sama. Dan saya sempat tidak percaya bahwa novel ini benar-benar ditulis oleh
lima orang. Karena menurut saya, gaya penceritaan mereka itu sama. Kata-katanya
mengalir saling berkaitan dan saling mengisi. Diceritakan dengan alur maju.
Novel ini berisi tentang tiga pemuda
yang mempunyai kisah cinta yang unik dan sangat berbeda satu sama lain. Pemuda
itu ialah Arendo, Dimas dan Satria. Secara garis besar kisah cinta mereka telah
terbingkai dalam synopsis yang saya tuliskan diatas. Tokoh-tokohnya saling
berkaitan. Dan penulis telah sukses membuat saya penasaran ingin segera
mengetahui akhir.
Tidak ada yang sempurna didunia
ini. Termasuk juga sebuah buku. Menurut saya, ide ceritanya bagus dan oke
sekali. Akan tetapi, masih ada yang kurang dalam alur ceritanya. Terlalu cepat
diselesaikan dan dipecahkan masalahnya, lanjutan kisah yang mudah ditebak, dan ada
juga beberapa perasaan yang kurang tergambarkan bagi saya. Itu membuat feel
saya terhadap novel ini menjadi sedikit berkurang. Tidak semuanya, hanya
sedikit.
Tapi untuk makna yang terkandung dalam novel tersebut, penulis telah membuat saya bisa menerimanya secara tersirat. Novel ini seolah-olah mengajak kita untuk belajar mengikhlaskan kehilangan. Berfikir bahwa cinta tak akan pernah hilang selama seseorang itu masih dapat bernafas. Tentang berjuang melanjutkan hidup walau sebagian hati telah pergi. Tentang pentingnya komunikasi yang baik antara dua orang yang menjalin hubungan. Tentang perjuangan meraih apa yang selama ini hanya bisa dilihat. Tentang kehidupan. Tentang persepsi bahwa hidup adalah kenyataan dan cinta adalah anugerah. Kita hidup di dunia ini, dunia yang nyata bukan dunia yang diciptakan dalam benak kita sendiri. Setiap keputusan yang kita ambil memang mempunyai resiko, akan tetapi lebih baik mengambil keputusan lantas menyesalinya daripada tidak mengambil keputusan apa-apa lalu menyesalinya.
Saya memang tidak dibuat jatuh cinta pada ketiga sosok pria ciptaan penulis itu. Akan tetapi, cerita yang disajikan dalam novel ini sangat layak dijadikan sebuah pedoman bahwa ketika seseorang yang kita anggap rumah kita itu dipanggil Tuhan, kita harus berusaha mencari rumah yang lain untuk meneruskan hidup.
Tapi untuk makna yang terkandung dalam novel tersebut, penulis telah membuat saya bisa menerimanya secara tersirat. Novel ini seolah-olah mengajak kita untuk belajar mengikhlaskan kehilangan. Berfikir bahwa cinta tak akan pernah hilang selama seseorang itu masih dapat bernafas. Tentang berjuang melanjutkan hidup walau sebagian hati telah pergi. Tentang pentingnya komunikasi yang baik antara dua orang yang menjalin hubungan. Tentang perjuangan meraih apa yang selama ini hanya bisa dilihat. Tentang kehidupan. Tentang persepsi bahwa hidup adalah kenyataan dan cinta adalah anugerah. Kita hidup di dunia ini, dunia yang nyata bukan dunia yang diciptakan dalam benak kita sendiri. Setiap keputusan yang kita ambil memang mempunyai resiko, akan tetapi lebih baik mengambil keputusan lantas menyesalinya daripada tidak mengambil keputusan apa-apa lalu menyesalinya.
Saya memang tidak dibuat jatuh cinta pada ketiga sosok pria ciptaan penulis itu. Akan tetapi, cerita yang disajikan dalam novel ini sangat layak dijadikan sebuah pedoman bahwa ketika seseorang yang kita anggap rumah kita itu dipanggil Tuhan, kita harus berusaha mencari rumah yang lain untuk meneruskan hidup.
Akhir kata, saya rekomendasikan
novel ini untuk bacaan santai kalian. Bahasanya ringan dan mudah dipahami. Bagi
pecinta novel, wajib banget buat adopsi buku ini dari toko-toko buku terdekat
secepatnya.
See
you next review again guys. Terima kasih untuk yang mau membaca sampai akhir review ini. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar