Senin, 28 Maret 2016

Review That Summer Breeze karya Orizuka

Sejak Reina memutuskan sekolah di Amerika. Ares dan Orion tidak tahu lagi kabar gadis berkepang dua itu. Ia menghilang begitu saja tanpa kabar. Padahal, sudah berjanji bertemu lagi untuk membuka surat permohonan yang mereka buat 10 tahun lalu.
Ares menganggap Reina sudah mengkhianati janjinya. Ia tidak mempercayai gadis itu lagi. Ares tidak ingin mencari tahu keberadaan reina, apalagi menunggunya. Hanya Orion yang masih semangat menanti kedatangah Reina. Sejak ia menerima e-mail yang mengejutkan dan membangkitkan semua kenangan yang terkubur dalam-dalam di otaknya. E-mail dari Reini. Reinanya.
Reina ternyata tidak lupa akan janjinya. Reina juga tak sabar bertemu seseorang. Seseorang yang sangat dirindukannya.

Apa yang terjadi ketika Reina bertemu lagi dengan di kembat Ares dan Orion? Bagaimana cara Reina menghadapi Ares yang skeptic dan emosional bahkan tidak memedulikannya? Mungkinkah Reina lebih memilih Orion yang cerdas dan jago basket? Ikuti terus kisah seru mereka.

Judul Buku : That Summer Breeze
Penulis : Orizuka
Penyunting : Ria Dahlianti
Perancang Sampul : Opung
Penata letak : Niken Pratiwi
Penerbit : Puspa Populer, grup Puspa Swara (Anggota IKAPI)
Cetakan : I
Hal : 236
ISBN : 978 602 8290 92 0

Review
Ares dan Orion adalah saudara kembar. Akan tetapi, mereka sangat berbeda. Ares yang dingin dan pemberontak. Sedangkan Orion yang hangat dan pintar. Mereka berdua bagaikan langit dan bumi. Sangat susah disatukan. Hobby mereka sangat berbeda walaupun perawakan mereka sama. Selera music mereka juga berbeda walaupun memiliki cita-cita ingin menikahi gadis yang sama. Reina. Ya, Reinalah gadis yang selama ini mereka berdua nantikan. Lebih tepatnya Ares yang telah lelah dan menyerah menunggu Reina. Sedangkan Orion yang selalu berkali-kali berharap bahwa suatu saat nanti Reina bisa kembali ke sisinya. Dan doa Orion dikabulkan. Reina kembali, menjelma menjadi gadis yang sangat cantik. Orion merasa sangat senang dengan kehadiran Reina dihari ulang tahunnya sedangkan Ares malah sebaliknya.
Jika boleh jujur, Reina kembali karena ingin bertemu dengan seseorang yang selama ini menjadi impiannya untuk pulang ke Indonesia. Akan tetapi, orang yang Reina ingin menyapanya, terlihat begitu tidak antusias dengan kedatangannya kembali. Ares mendingin terhadap Reina dan Reina membenci kenyataan itu. Sekuat tenaga Reina meyakinkan Ares untuk mempercayainya kembali. Ares tak pernah mau memberinya kepercayaan. Reina tetap memaksa dan berusaha keras untuk hal itu. Ares luluh dan Reina mengatakan yang sejujurnya.
Cerita ini berawal dari persahabatan antara dua orang anak kembar laki-laki dan satu orang anak perempuan. Anak perempuan itu meminta kedua laki-laki kembar itu untuk menuliskan apa yang mereka inginkan. Dan menguburnya dibawah pohon akasia didekat taman tempat mereka bermain dan saling berjanji akan membukanya setelah sepuluh tahun lagi.
Diceritakan dengan alur maju. Diawali dari kisah Ares dan Orion yang tak pernah bisa mengenal kata akur. Dua lelaki kembar yang memiliki kepribadian berbeda. Ares yang keras kepala, berandal dan jago berantem. Sedangkan Orion yang pintar, anak baik-baik dan jago main basket. Ares yang selalu diremehkan oleh ayahnya dan Orion yang selalu dibanggakan oleh ayah mereka. Sungguh cerita yang begitu menyentuh. Realita yang begitu memilukan bagi sebuah keluarga. Ketika mereka mempunyai anak-anak yang menurutnya berbeda, seringkali diintimadasi oleh pengertian yang menurut saya teramat sangat konyol. Bahwa seorang anak yang membanggakan adalah mereka yang memiliki prestasi akademik, padahal pada hakikatnya anak dikaruniai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, bukan berarti mereka harus dibedakan, bagi setiap orang tua seharusnya berhenti untuk membedakan anak-anaknya, karena seorang anak pastilah memiliki satu kestimewaan yang tak pernah luput Tuhan titipkan.  
Dari lima bintang, saya berikan lima-limanya untuk novel ini. Novel yang pernah difilmkan dan sampai sekarang saya belum melihat filmnya bagaimana ini, terlalu sayang untuk dilewatkan. Novel yang begitu banyak makna yang bisa diambil didalamnya. Sungguh, Orizuka selalu membuat saya menangis tersedu-sedu hingga tersenyum untuk alasan yang tidak jelas. Ada jiwa yang dipancarkan dalam novel ini. Dan jiwa itu membuat saya seolah-olah ikut berkelana hingga merasakan apa yang tokoh-tokoh itu rasakan.
Ide cerita yang bagus. Dibuat dengan gaya penceritaan yang menyenangkan dan membuat mellow. Novel ini sukses membagi penderitaan tokoh utama yaitu Ares yang berjuang melawan penyakitnya sendiri tanpa dibantu oleh orang-orang terdekatnya. Padahal ketika sakit, terkadang dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan untuk menambah porsi semangat. Disini penulis seperti ingin menampilkan sisi tersakitinya Ares hingga pembaca akan merasa kasihan membayangkan bagaimana Ares berjuang melewati hidupnya selama bertahun-tahun. Berusaha meredam sakit hatinya sendiri terhadap keluarganya. Dan betapa rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk kembali. Akan tetapi, takdir seolah merenggut semuanya dari dunia Ares sekaligus. Disini saya sedikit heran, mengapa Orizuka, tidak membuat sang ibu membela anaknya? Apa karena kepatuhannya kepada sang suami? Tapi bukankah seorang ibu harusnya melindungi anaknya dan berusaha menyayangi anaknya sebaik mungkin. Bukan malah ikut-ikutan sang Ayah untuk tidak mempedulikannya juga.
Jika ditanya tentang kekurangan yang ada dalam novel ini, saya belum tentu bisa lancar menjawabnya. Sebab, saya sangat menikmati bagaimana Orizuka membawa saya kedalam situasi demi situasi menegangkan dalam cerita. Dan itu membuat saya bingung mencari kekurangannya. Karena saya pribadi sangat menyukai novel ini. That Summer Breeze adalah novel kehidupan. Mengajarkan arti keluarga dalam hidup. Perjuangan melawan untuk melindungi orang-orang yang disayang. Dan masih banyak lagi makna-makna yang tersirat yang dapat diambil dalam novel tersebut yang tidak bisa saya jelaskan satu persatu disini.
Terima kasih untuk yang sudah baca review ini sampai akhir. Dibuat agar bisa sedikit mengingat isi dari sebuah novel fenomenal yang membuat saya nangis setiap kali membacanya. Jika kalian belum membaca, cepat adopsi dan dijadikan koleksi buku dirumah ya. Dijamin ngga bakal nyesel deh. J

Tidak ada komentar: