Penulis : Aqessa Aninda
Editor : Pradita Seti Rahayu
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Terbit : 2016
Tebal : 345 hlm.
ISBN : 978-602-02-8759-1
Satrya nggak munafik, first
impression seorang laki-laki terhadap perempuan pasti tampilan fisik dulu
sebelum inner beauty. Namun teori itu terbantahkan ketika Satrya tanpa sengaja
meminta bantuan Athaya, seorang IT system analyst yang begitu passionate dengan
profesinya, juga dijaga habis-habisan sama cowok-cowok IT yang pada sayang sama
“dedek” mereka ini. Starya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati –
penampilan Satrya memang mampu bikin cewek-cewek melirik sekilas kepadanya.
Tapi, ia memilih Athaya. Sedangkan Athaya diam-diam sudah lama memendam rasa
pada Ghilman.Masalahnya…… Ghilman sudah punya pacar.
Ditengah-tengah business district
nomor satunya Jakarta, kopi, rokok, meeting, report, after office hour,
cowok-cowok rapi dengan kemeja slim fit, kaki jenjang cewek-cewek dengan heels
tujuh sentimeter, ada sepotong kisah cinta segitiga antara Athaya, Satrya, dan
Ghilman. Siapakah yang akan Athaya pilih? Satrya yang menarik dan fun atau
Ghilman yang baik hati serta gesture-nya yang selalu bikin jantung Athaya deg
degan? Benarkah dicintai rasanya lebih menyenangkan daripada mencintai?
Secangkir Kopi dan Pencakar
Langit adalah novel 345 halaman yang berhasil saya selesaikan dalam jangka waktu
panjang karena malas yang selalu bertamu tanpa permisi. Novel yang sebelumnya
pernah diposting di wattpad ini benar-benar tidak bosan membuat saya baper. Satrya, Athaya dan Ghilman
membuat saya seakan dibawa dalam benang kusut mereka. Karena dalam dunia
fiksinya, Satrya merasa mencintai Athaya, namun Athaya merasa mencintai
Ghilman. Tapi sayangnya lagi, Ghilman sudah memiliki Divanda yang notabene
adalah pacarnya. Dan Athaya merasa tidak berdaya dengan kenyataan yang ditakdirkan
olehnya.
Menurut saya, inilah cerita
dongeng paling bikin baper sejagat hati. Entah kenapa dua kali baca, dua kali
juga ngerasain jungkir baliknya hati karena ngerasa jadi Athaya. Hahaha. Kenapa
dibilang cerita dongeng? Karena menurut saya, kalau dalam dunia nyata, ini
diibaratkan kamu mencintai sosok Abimana
tapi dicintai sukarela sama Deva Mahenra. Nah lo, siapa yang ngga seneng
dicintai sukarela sama Deva? ibaratnya lagi yah Tikus mana yang dikasih keju tapi minta tempe? Jawabannya si, ngga
ada. Hihihi, ditimpuk novel sama penulis. Cinta segitiga itu sebenarnya cerita
klise, cerita yang konflik sama endingnya itu bisa banget ketebak. Tapi
ternyata pertama kali saya baca cerita ini di wattpad tebakan ending saya itu
salah. Dan lagi-lagi saya dibuat baper sama endingnya.
Selain menceritakan tentang cinta
segitiga, novel ini juga menceritakan tentang komitmen sebuah hubungan dan juga
passion dalam pekerjaan.
Karakter Athaya menurut saya sangat manusiawi, karena
tidak ada unsur dongeng didalamnya. Penulis menciptakan Athaya yang cantik
bukan karena fisik, tapi karena hidupnya yang hidup. Dan dari Athayalah saya
belajar hidup, mencoba mencintai apa yang tengah saya genggam dan kerjakan.
Mengajari saya tentang menjadi tumpuan yang baik sebagai anak pertama dan
sebagai perempuan periang walau dilain sisi beban tengah menumpuk punggungnya.
Justru karakter Satrya adalah
karakter paling dongeng menurut saya. Karena baru kali ini, orang ganteng ngga
bisa move on dari perempuan masa lalunya. Biasanya yang saya tahu, laki-laki
adalah pemilik logika paling tidak manusiawi perkara perempuan. Mereka akan
berpikir pendek ketika cintanya tidak diterima oleh perempuan yang memiliki
hatinya. Dan akan mencintai perempuan lain yang mau menerima hatinya. Tapi
Satrya mungkin adalah laki-laki yang diciptakan penulis untuk menjadi laki-laki
yang masih menggenggam masalalunya walau masa lalu itu telah menemukan
bahagianya sendiri. Jadi, karakter ini juga bisa dibilang karakter yang juga
manusiawi si.
Sedangkan Ghilman diciptakan
menjadi sosok pria kharismatik yang membuat seorang Athaya menjatuhkan hati
pada sosok itu. Ghilman itu sweetnya passsss. Maco banget pokoknya, tapi
humoris. Dan bagi saya, Ghilman adalah pria yang pantas dijadikan imam keluarga
banget. Pertama kali baca di wattpad saya tertarik menjadi #TeamSatrya tapi
setelah membaca ulang dalam bentuk novel ternyata ada hal-hal kecil dari
Ghilman yang bikin klepek-klepek. Dan saya permanen menjadi #TeamGhilman sampai
detik ini. Pokoknya Ghilman is the best lah. Pengen banget disisain satu pria
kaya dia buat dibawa ke KUA. Hihihi.
Adegan yang bikin suka itu pas
Athaya sama Ghilman ke Jepang dan Athaya berbagi cerita hidupnya sama Ghilman. Terus
pas Ghilman nganterin Athaya ke rumah sakit dan khawatir banget sama keadaan
Athaya. Adegan yang bikin senyum-senyum sendiri ya bagian chat-chat geng
fogging sama kicauan mereka yang pas ngumpul, bikin sakit perut, hahaha. Dan
adegan yang paling favorit bagi jomblo kaya saya ya pas Athaya dilamar. Hahaha.
Menurut saya, cerita ini ngalir banget. Ringan tapi konflik sama maknanya
dapet. Buat saya mikir kalau omongan “manusia boleh berencana tapi Tuhanlah
yang menentukan” itu benar adanya. Namun dalam hal ini menjadi tokoh novel
boleh saja berencana tapi penulislah yang menentukan. Hehehe. Jadi, selamat
untuk kebahagiaan Athaya, Satrya dan Ghilman. Happy endingnya keren banget…
Kaya pasangan Bintang sama Bastian di Tetangga Masa Gitu. hehehe #BukanPromosi.
Bintang 5 dari 5 untuk novel ini.
Semuanya sudah saya tulis diatas dan tersampaikanlah unek-unek saya. Jadi
terima kasih untuk yang baca sampai akhir postingan ini. Novel paling
rekomended buat kalian yang beranjak dewasa. Yang dituntut untuk mengurangi ego
dan menjaga perasaan. Yang dituntut dewasa dalam perkara memenangkan sebuah
hati. Umur yang semakin nambah, orang tua yang semakin tua. Bisa tidak bisa,
mereka harus bahagia, dan kitalah yang harus melakukannya wahai para generasi
muda kepala dua. Hehehe. Akhir kata, selamat membaca Dongeng “Secangkir
Kopi dan Pencakar Langit” karena ending dari dongeng ini adalah ending romantis
dengan pangeran paling realistis untuk putri yang paling manis. Terima kasih
untuk penulis Aqessa Aninda karena sudah berbagi cerita inspiratif
imajinatifnya lewat kisah Satrya, Athaya, Ghilman. Saya menikmatinya, dan
sekali lagi, terima kasih karena telah membuat saya baper berkali-kali. Salam untuk geng fogging dan kecup manja buat
Mas Rahmat Radhian yaaa…. Hahahahha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar