Kamis, 24 November 2016

DONGENG “SECANGKIR KOPI DAN PENCAKAR LANGIT” (REVIEW NOVEL)

Judul            : Secangkir Kopi dan Pencakar Langit
Penulis         : Aqessa Aninda
Editor            : Pradita Seti Rahayu
Penerbit        : PT Elex Media Komputindo
Terbit             : 2016
Tebal              : 345 hlm.
ISBN              : 978-602-02-8759-1



Satrya nggak munafik, first impression seorang laki-laki terhadap perempuan pasti tampilan fisik dulu sebelum inner beauty. Namun teori itu terbantahkan ketika Satrya tanpa sengaja meminta bantuan Athaya, seorang IT system analyst yang begitu passionate dengan profesinya, juga dijaga habis-habisan sama cowok-cowok IT yang pada sayang sama “dedek” mereka ini. Starya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati – penampilan Satrya memang mampu bikin cewek-cewek melirik sekilas kepadanya. Tapi, ia memilih Athaya. Sedangkan Athaya diam-diam sudah lama memendam rasa pada Ghilman.Masalahnya…… Ghilman sudah punya pacar.

Ditengah-tengah business district nomor satunya Jakarta, kopi, rokok, meeting, report, after office hour, cowok-cowok rapi dengan kemeja slim fit, kaki jenjang cewek-cewek dengan heels tujuh sentimeter, ada sepotong kisah cinta segitiga antara Athaya, Satrya, dan Ghilman. Siapakah yang akan Athaya pilih? Satrya yang menarik dan fun atau Ghilman yang baik hati serta gesture-nya yang selalu bikin jantung Athaya deg degan? Benarkah dicintai rasanya lebih menyenangkan daripada mencintai?

Secangkir Kopi dan Pencakar Langit adalah novel 345 halaman yang berhasil saya selesaikan dalam jangka waktu panjang karena malas yang selalu bertamu tanpa permisi. Novel yang sebelumnya pernah diposting di wattpad ini benar-benar tidak bosan membuat saya baper. Satrya, Athaya dan Ghilman membuat saya seakan dibawa dalam benang kusut mereka. Karena dalam dunia fiksinya, Satrya merasa mencintai Athaya, namun Athaya merasa mencintai Ghilman. Tapi sayangnya lagi, Ghilman sudah memiliki Divanda yang notabene adalah pacarnya. Dan Athaya merasa tidak berdaya dengan kenyataan yang ditakdirkan olehnya.

Menurut saya, inilah cerita dongeng paling bikin baper sejagat hati. Entah kenapa dua kali baca, dua kali juga ngerasain jungkir baliknya hati karena ngerasa jadi Athaya. Hahaha. Kenapa dibilang cerita dongeng? Karena menurut saya, kalau dalam dunia nyata, ini diibaratkan kamu mencintai sosok Abimana tapi dicintai sukarela sama Deva Mahenra. Nah lo, siapa yang ngga seneng dicintai sukarela sama Deva? ibaratnya lagi yah Tikus mana yang dikasih keju tapi minta tempe? Jawabannya si, ngga ada. Hihihi, ditimpuk novel sama penulis. Cinta segitiga itu sebenarnya cerita klise, cerita yang konflik sama endingnya itu bisa banget ketebak. Tapi ternyata pertama kali saya baca cerita ini di wattpad tebakan ending saya itu salah. Dan lagi-lagi saya dibuat baper sama endingnya.
Selain menceritakan tentang cinta segitiga, novel ini juga menceritakan tentang komitmen sebuah hubungan dan juga passion dalam pekerjaan.

Karakter Athaya menurut saya sangat manusiawi, karena tidak ada unsur dongeng didalamnya. Penulis menciptakan Athaya yang cantik bukan karena fisik, tapi karena hidupnya yang hidup. Dan dari Athayalah saya belajar hidup, mencoba mencintai apa yang tengah saya genggam dan kerjakan. Mengajari saya tentang menjadi tumpuan yang baik sebagai anak pertama dan sebagai perempuan periang walau dilain sisi beban tengah menumpuk punggungnya.
Justru karakter Satrya adalah karakter paling dongeng menurut saya. Karena baru kali ini, orang ganteng ngga bisa move on dari perempuan masa lalunya. Biasanya yang saya tahu, laki-laki adalah pemilik logika paling tidak manusiawi perkara perempuan. Mereka akan berpikir pendek ketika cintanya tidak diterima oleh perempuan yang memiliki hatinya. Dan akan mencintai perempuan lain yang mau menerima hatinya. Tapi Satrya mungkin adalah laki-laki yang diciptakan penulis untuk menjadi laki-laki yang masih menggenggam masalalunya walau masa lalu itu telah menemukan bahagianya sendiri. Jadi, karakter ini juga bisa dibilang karakter yang juga manusiawi si.
Sedangkan Ghilman diciptakan menjadi sosok pria kharismatik yang membuat seorang Athaya menjatuhkan hati pada sosok itu. Ghilman itu sweetnya passsss. Maco banget pokoknya, tapi humoris. Dan bagi saya, Ghilman adalah pria yang pantas dijadikan imam keluarga banget. Pertama kali baca di wattpad saya tertarik menjadi #TeamSatrya tapi setelah membaca ulang dalam bentuk novel ternyata ada hal-hal kecil dari Ghilman yang bikin klepek-klepek. Dan saya permanen menjadi #TeamGhilman sampai detik ini. Pokoknya Ghilman is the best lah. Pengen banget disisain satu pria kaya dia buat dibawa ke KUA. Hihihi.


Adegan yang bikin suka itu pas Athaya sama Ghilman ke Jepang dan Athaya berbagi cerita hidupnya sama Ghilman. Terus pas Ghilman nganterin Athaya ke rumah sakit dan khawatir banget sama keadaan Athaya. Adegan yang bikin senyum-senyum sendiri ya bagian chat-chat geng fogging sama kicauan mereka yang pas ngumpul, bikin sakit perut, hahaha. Dan adegan yang paling favorit bagi jomblo kaya saya ya pas Athaya dilamar. Hahaha. Menurut saya, cerita ini ngalir banget. Ringan tapi konflik sama maknanya dapet. Buat saya mikir kalau omongan “manusia boleh berencana tapi Tuhanlah yang menentukan” itu benar adanya. Namun dalam hal ini menjadi tokoh novel boleh saja berencana tapi penulislah yang menentukan. Hehehe. Jadi, selamat untuk kebahagiaan Athaya, Satrya dan Ghilman. Happy endingnya keren banget… Kaya pasangan Bintang sama Bastian di Tetangga Masa Gitu. hehehe #BukanPromosi.



Bintang 5 dari 5 untuk novel ini. Semuanya sudah saya tulis diatas dan tersampaikanlah unek-unek saya. Jadi terima kasih untuk yang baca sampai akhir postingan ini. Novel paling rekomended buat kalian yang beranjak dewasa. Yang dituntut untuk mengurangi ego dan menjaga perasaan. Yang dituntut dewasa dalam perkara memenangkan sebuah hati. Umur yang semakin nambah, orang tua yang semakin tua. Bisa tidak bisa, mereka harus bahagia, dan kitalah yang harus melakukannya wahai para generasi muda kepala dua. Hehehe. Akhir kata, selamat membaca Dongeng  “Secangkir Kopi dan Pencakar Langit” karena ending dari dongeng ini adalah ending romantis dengan pangeran paling realistis untuk putri yang paling manis. Terima kasih untuk penulis Aqessa Aninda karena sudah berbagi cerita inspiratif imajinatifnya lewat kisah Satrya, Athaya, Ghilman. Saya menikmatinya, dan sekali lagi, terima kasih karena telah membuat saya baper berkali-kali.  Salam untuk geng fogging dan kecup manja buat Mas Rahmat Radhian yaaa…. Hahahahha.

Tidak ada komentar: