Bagi
sebagian besar kalangan masyarakat yang update berita terbaru apapun terutama
dunia perfilman, pasti sudah tidak asing lagi kan sama judul diatas. Iya, Ketika
Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan sebuah karya dari novellet legendaris Helvy
Tiana Rosa, yang ditulis tahun 1992 dan diterbitkan pertama kali tahun 1997.
Kini buku KMGP sudah cetak ulang 39 kali oleh 3 penerbit dan diperkirakan telah
dibaca jutaan orang. KMGP bercerita tentang hubungan keluarga, hijrah dan
keindahan Islam. Beragam tokoh muda yang muncul kerap menyerukan kebaikan dan
kecerdasan pemuda-pemudi Islam.
Jujur
saya belum membaca novelnya dan baru saja menonton filmnya akhir pekan kemarin
bersama dua teman saya. Memang sudah diniatkan dari tahun lalu, sejak pertama
kali kami tahu bahwa film tersebut akan ditayangkan. Denger-denger film ini
dibuat dari hasil patungan para pembacanya loh, katanya film ini kita yang modalin, kita yang buat, dunia yang nonton, yang belum nonton cuss nonton yuk. Hehehe.
Film
dibuka dengan adegan Mas Gagah yang tenggelam dilautan Ternate. Wow… sedang apa
dia di lautan Ternate? Ayooo liat donk filmnya , hehehe. Lalu dilanjutkan
dengan menceritakan kisahnya dan Gita (adiknya) di Jakarta. Awal yang apik
menurut saya, karena didalam scene itu, mereka terlihat saling mengisi satu
sama lain, asyik banget keliatannya dan sukses bikin saya sama temen saya ngiri
sama Gita. Mas Gagah adalah sosok yang
begitu menyenangkan bagi Gita, penopang sekaligus penguat bagi Gita dan Mamanya
kala sedih ditinggal Papa mereka. Gita begitu bangga dengan kakak satu-satunya
itu. Dan bagi Gita, Gagah adalah kakak yang nyaris sempurna. Saya benar-benar
dibuat ngiri sama Gita dan Gagah.
Konflik
pada film ini berawal semenjak Gagah yang pulang dari Ternate dengan penampilan
yang sangat berubah. Gagah ternyata telah hijrah menjadi seseorang yang lebih
baik lagi. Dan meskipun begitu, mamanya sendiri masih bisa menerima apapun yang
Gagah pilih akan tetapi, tidak bagi Gita. Gita justru malah heran dengan
perubahan sikap kakaknya yang tidak seperti dulu lagi dan selalu kesal setiap
kali berbicara dengan kakaknya. Gita tak pernah tahu, sebenarnya apa yang telah
terjadi dengan kakaknya selama dua bulan delapan belas hari di Ternate sehingga
tidak menyisakan Mas Gagahnya yang dulu. Dia teramat sangat terpukul dengan
kenyataan yang harus dihadapinya. Setiap hari, Mas Gagahnya selalu membuatnya
marah, kesal dan kecewa. Hingga sampai suatu hari, Gita bertemu dengan Yudi
(seorang laki-laki pendakwah) didalam bus yang ia tumpangi. Menurut saya hal
terbagus dari pertemuan itu adalah ketika Yudi menyikapi berbagai macam bentuk
reaksi para penumpang bus terutama Gita. Dia hanya tersenyum melihat
pemberontakan gadis itu dan Masaji ternyata actingnya lumayan bagus juga ya. Liat
begini, kadang kalau naik bus saya suka berimajinasi menemukan sosok Yudi yang mau-maunya
mendakwah di metromini tanpa mengharap uang para penumpang sedikitpun, karena
menurut saya ini langka.
Entahlah,
rasa-rasanya makna yang disampaikan dalam film tersebut begitu menyentuh hati
saya sehingga tidak bisa diungkapkan dengan perkataan, walau tidak begitu
dibuat bercucuran air mata pada adegan-adegannya tapi film ini adalah film yang
serius dan sarat makna. Mengingatkan saya pada Allah SWT yang sejatinya adalah
pemilik segalanya. Film ini membuat saya sadar bahwa perkara dunia adalah hanya
sementara, tidak kekal dan abadi karena akhiratlah tempat kita kembali. Film
ini membuat saya menarik sedikit kesimpulan bahwa menyebarkan kebaikan bagi
sekitar adalah hal yang paling sulit.
Butuh kesabaran ekstra untuk dapat menghadapi semuanya karena tidak semua yang
menganggap niat baik kita adalah niat baik. Film ini membuat saya sadar bahwa
setiap harinya, yang harus kita lakukan hanyalah mensyukuri nikmat yang Allah
berikan terhadap diri kita, atas mata yang masih dapat melihat hingga detik
ini, atas telinga yang masih dapat mendengar hingga sekarang, atas mulut yang
masih dapat berbicara, atas hidung yang masih dapat mencium bau (walau pesek),atas
tangan yang masih dapat digerakkan, dan atas kaki yang masih dapat melangkah.
Semua adalah nikmat dan karunia ALLAH yang tak boleh disia-siakan. Film ini
mengajarkan kita tentang indahnya berbagi, membantu mereka yang membutuhkan
bantuan menorehkan senyum bagi mereka yang sedang dirundung kesusahan. Karena
sejatinya, kita hidup untuk saling tolong-menolong, menebar ilmu dan kebaikan
kepada sesama, membangun perdamaian untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Dan menurut
saya masih banyak lagi makna yang terkandung didalam film ini yang tidak bisa
saya sebutkan lebih detail disini.
Jadi,
tunggu apa lagi kawan…. Buruan tonton filmnya, beli bukunya lalu ambil
hikmahnya. Dapatkan hidayah dari ALLAH untuk berhijrah ke jalan yang benar. Sekian
dari saya, kurang dan lebihnya saya mohon maaf . Apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan dihati pembaca sekalian bukakanlah pintu maaf bagi penulis
amatir ini. Karena sesungguhnya, kesempurnaan hanyalah milik ALLAH semata, dan
manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Terima kasih,
telah mau membaca berbagai macam ocehan saya. Sampai jumpa di postingan
selanjutnya.
Untuk Bunda Helvy Tiana
Rosa, ditunggu Ketiga Mas Gagah Pergi part 2 nya, semoga muncul dalam waktu
dekat ya bun. Untuk Mas Gagah, pesonamu sungguh mengalihkan duniaku… hehehe…
Salam Manis untuk
Mas Gagah. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar