Kamis, 21 Agustus 2014

CELOTEH NOVELNYA MBA WINDRY RAMADHINA

Bagi para pecinta novel, siapa sih yang ngga kenal mba Windry Ramadhina? Pasti sebagian besar penyuka novel banyak yang tahu penulis kita yang satu ini. Penulis yang telah menorehkan banyak karya yang mampu membuat pembacanya melting, ya setidaknya, itu yang aku rasakan. Menurutku, susunan kalimat yang terjejer rapi dalam novelnya begitu anggun, tersirat namun mudah untuk dipahami. Ada yang begitu menyentuh, sehingga membuat butiran air bening itu jatuh mengenai pipiku. Ah, pokoknya nano-nano deh baca novelnya mba windry. Yang ga pernah baca novelnya mba Windry, nyesel deeehhh.... ;). #promosi.
Dari sekian banyaknya karya mba Windry, aku cuma baru baca 5 karya doank. Diantaranya nih ya :

1. MONTASE 
Ah, ini novel yang memperkenalkan aku sama mba Windry. Novel yang bikin aku memburu karya-karyanya yang lain. Novel yang juga bikin aku terharu. Banyak yang aku pelajari di sini, tentang cinta, harapan, dan perjuangan.



Aku berharap tak pernah bertemu denganmu.

Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku.

Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.
Supaya aku tak punya alasan untuk mencintaimu.
Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku.

Tapi...,
kalau aku benar-benar tak pernah bertemu denganmu, mungkin aku tak akan pernah tahu seperti apa rasanya berdua saja denganmu. Menikmati waktu bergulir tanpa terasa.
Aku juga tak mungkin bisa tahu seperti apa rasanya sungguh-sungguh mencintai...
dan dicintai sosok seindah sakura seperti dirimu.
Rayyi, seorang pria penggila film dokumenter, terpaksa harus mengambil peminatan produksi di IKJ karena sebagai anak tunggal, ia dituntut sebagai penerus ayahnya yang memiliki rumah produksi. Rayyi merasa film-film komersial yang biasanya diproduksi ayahnya itu hanyalah sampah, sedangkan film dokumenter isinya sangat jujur, manusiawi, dan tentunya bermakna. Namun, ia tetap menjalankan peran sebagai anak yang penurut walaupun lebih mementingkan segala kegiatannya yang berkaitan dengan film dokumenter. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Haru, seorang gadis asal Jepang, yang menarik perhatiannya karena Haru mengalahkannya pada sebuah festival film.
Awalnya, dia berpendapat bahwa Haru sosok yang aneh karena keceriaannya, tingkah lakunya yang ceroboh, dan cara berpakaiannya. Namun, lambat laun, Rayyi malah dekat dengannya dan tanpa sengaja membuat Haru masuk ke dalam lingkaran gengnya. Hal ini semakin membuat Rayyi mengenal Haru dan perasaan itu berubah jadi cinta. Berkat kedekatannya dengan Haru, ia menyadari bahwa ia harus memperjuangkan cita-cita dan keinginannya.

Itu adalah resensi novel yang pertama kali memikatku. Tapi, beneran ngga rugi baca yang satu ini. Walaupun novel hasil minjem, tapi aku pengen ngoleksi sendiri ah nanti. Novel ini dibuat dengan latarnya di Jakarta, lebih tepatnya di IKJ dan mengambil dunia perfilman. Ah, ini yang selalu aku sukai dari mba Windry. Novel-novelnya selalu bikin aku kagum. Tentang seni, ya... semua tentang seni. Aku ngga tahu harus nulis apa disini, tapi yang pasti aku benar-benar salut dengan gaya kepenulisannya mba Windry. Dalam novel ini, dia menorehkan tentang dunia perfilman dengan sangat baik, tidak setengah-setengah atau bahkan asal tempel. Ini benar-benar menipu, karena pertama kali baca novel ini, aku berpikir bahwa penulisnya pasti pernah kuliah di IKJ dengan jurusan yang sama. Eh, pas diliat biodata di belakangnya, ternyata penulisnya seorang arsitek. Wow, banget kan, bener-bener ketipu sama mba Windry..hehehe. Aku suka sama tokoh-tokohnya. Rayyi dan Haru, dua mahasiswa IKJ yang sama-sama terpikat karena cinta. Haru yang diceritakan dengan kesederhanaannya tanpa penyempurnaan dibuat oleh penulisnya memikat Rayyi. Rayyi adalah tokoh utama dalam novel ini, namun tanpa syarat penyempurnaan. Cukup untuk memikat seorang Haru. Mereka saling mengisi dengan cara mereka masing-masing. Namun saat cinta mereka berlabuh, tak lama kapal yang mereka tumpangi karam sebelum sampai tujuan meninggalkan sisa-sisa kenangan yang amat dalam dan menyakitkan bagi pemiliknya. Sad ending si, tapi aku bener-bener suka bacanya. Ini termasuk kedalam novel terbaik versi saya. :).

2. LONDON
Ah, ini novel kedua yang aku buru setelah membaca Montase. Dan asli, ngga bakal nyesel kalau kalian mau berburu novel yang ini. London : Angel edisi STPC (Setiap Tempat Punya Cerita) ini lagi-lagi menceritakan seorang laki-laki. Tapi, yang ini tentang perjalanan menjemput cinta. 


Pembaca Tersayang,
Mari berjalan di sepanjang bantaran Sungai Thames, dalam rintik gerimis dan gemilang cahaya dari London Eye.
Windry Ramadhina, penulis novel Orange, Memori, dan Montase mengajak kita menemani seorang penulis bernama Gilang mengejar cinta Ning hingga ke Fitzrovia. Namun, ternyata tidak semudah itu menyatakan cinta. Kota London malah mengarahkannya kepada seorang gadis misterius berambut ikal. Dia selalu muncul ketika hujan turun dan menghilang begitu hujan reda. Sementara itu, cinta yang dikejarnya belum juga ditemukannya. Apakah perjalanannya ini sia-sia belaka?
Setiap tempat punya cerita.
Dalam dingin kabut Kota London, ada hangat cinta menyelusup.
Enjoy the journey,
EDITOR
Yep, itu adalah resensi novelnya. bikin penasaran kan...hehehe..... Kali ini, mba Windry memang menuliskan tentang perjalanan, bukan tentang pekerjaan. Tapi, tetep aja ada seni-seninya. Yah, inilah yang aku suka. Seni adalah sesuatu yang sangat menarik untuk dibahas. Menurutku ya. Disini, mba Windry menceritakan perjalanan seorang Gilang menjemput cintanya Ning di kota London. Gilang dan Ning adalah teman masa kecil. Namun mereka terpisah karena Ning ingin mengejar cita-citanya di London. Dan Gilang baru mengetahui perasaannya setelah dia benar-benar ditinggal oleh sahabatnya itu. Hasil hasutan teman-temannya, akhirnya Gilang memutuskan untuk menjemput Ning, menyatakan perasaannya dan mungkin berlalu begitu saja. Ya, dia hanya ingin Ning tahu tentang perasaannya dan berharap Ning dapat membalasnya. Perjalanan Gilang memang hanya dengan hitungan hari, dan hanya di detik-detik terakhirnya dia dapat menemui yang di carinya itu. Tapi, dalam perjalanan mencari Ning, Gilang malah bertemu dengan "Goldilocks" si perempuan misterius yang datang dikala hujan dan pergi saat mereda. Dan, itu sempat membuat Gilang kelimpungan karena payung Goldilocks itu ada di tangannya. Ada rasa yang berbeda yang Gilang rasakan ketika berada di dekat Goldilocks. Dan, sepertinya aku mendadak lupa sama endingnya. Mungkin nanti aku harus baca lagi. Pokoknya bagi yang mau baca novel ini, dijamin ngga bakal nyesel. :)
3. ORANGE
Yah, novel ketiga  yang aku baca karya mba Windry Ramadhina. Novel pertamanya mba Windry ini ternyata berhasil aku dapatkan. Sama seperti novel-novelnya yang lain. Novelnya Mba Windry yang satu ini juga memikat. Ceritanya biasa dengan alur yang mudah ditebak. Ah, ini ternyata novel adult. Jadi, ada adegan yang musti di ignore yak. :)

‘Dikuncinya pintu di belakangnya, lalu ia bersandar lemas pada pintu tersebut. Ia seperti dipaksa menyadari kenyataan. Konyol rasanya, bercinta dengan Diyan di dalam kamar yang penuh dengan kenangan mengenai Rera.

Ah, dirinya kesal setengah mati.’

Faye ditunangkan. Tanpa dasar cinta dan murni karena alasan bisnis. Calon tunangannya, Diyan, adalah eligible bachelor yang paling diinginkan di Jakarta. Laki-laki yang tidak bisa melepas kenangan masa lalunya dengan seorang model cantik blasteran Prancis.

Harusnya hubungan mereka sebatas ikatan artifisial saja. Tapi cinta, ego dan ambisi yang rumit mendorong mereka ke situasi yang lebih emosional. Situasi yang mengharuskan mereka memilih dan melepaskan.

Pertanyaannya: apa... dan siapa?
Yap.... itu resensinya. Tentang Cinta. 
Bagian tersulit saat mencintaimu adalah melihatmu mencintai orang lain...
Ini dia yang membuat aku benar-benar melting. Sama banget kaya yang aku rasain. hehehe... #pembelaan. Disini mba Windry menceritakan tentang cinta, perjuangan, pengorbanan dan pelepasan cinta itu sendiri. Tokoh-tokohnya ada Faye dan Diyan dua insan yang di temukan karena di jodohkan oleh kedua orang tuanya. Faye disini adalah tokoh utama, yang berprofesi sebagai seorang fotografer terbaik. Lagi-lagi tentang seni. Tapi yang ini seni fotografi. Sedangkan Diyan, adalah seorang pebisnis muda yang sukses dan masih jomblo. hehehe... Tidak ada yang bisa menolak seorang Diyan Adnan yang nota bene di gambarkan dengan begitu sempurna. Sosok seorang pria yang sangat di bangga-banggakan oleh semua wanita dan ternyata Faye pun mencintainya. Namun, Diyan masih menyimpan rasa untuk Rera, mantan kekasihnya yang meninggalkannya karena ambisi gadis itu. Dan, lagi-lagi Faye tak kuasa untuk membuat perasaan Diyan berubah jadi mencintainya. Sampai datang sosok Zaki yang meminta Faye dari Diyan. Akhirnya Diyan melepaskan Faye walau ada sedikit rasa yang tertinggal dalam dirinya, bukan karena Zaki tapi karena ambisi. Diyan harus merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya karena ambisi. Tapi, mereka sama-sama membangun cita-citanya masing-masing. Dan akhirnya,happy ending deh... Diyan dan Faye bersama lagi.... yeyeyeye...Dan setelah baca novel itu, aku jatuh cinta sama Diyan, dan aku ngga bisa nolak dia deh kayaknya. hehehehehe.

4. INTERLUDE
Novel terbarunya mba Windry Ramadhina ini bikin aku salut sekali lagi. Lima bintang untuk mba Windry. Aku suka sama tokoh-tokoh yang mba Windry gambarkan di novel ini. Tokoh yang jauh dari kata sempurna. Selalu memberikan kelemahan pada sosok seorang pria setangguh apapun dia. Cerita ini bertemakan cinta dan kepercayaan juga keberanian, rasa sayang yang abadi dan kesabaran. Dikemas dalam sebuah alur yang begitu mengharukan. Tokoh-tokoh itu digambarkan begitu gamblang, tanpa ada penyempurnaan. 


Hanna,
listen.
Don't cry, don't cry.
The world is envy.
You're too perfect
and she hates it.

Aku tahu kau menyembunyikan luka di senyummu yang retak.
Kemarilah, aku akan menjagamu,
asalkan kau mau mengulurkan tanganmu.

"Waktu tidak berputar ulang. Apa yang sudah hilang,
tidak akan kembali. Dan, aku sudah hilang."
Aku ingat kata-katamu itu. Masih terpatri di benakku.

Aku tidak selamanya berengsek.
Bisakah kau memercayaiku, sekali lagi?

Kilat rasa tidak percaya di matamu,
membuatku tiba-tiba meragukan diriku sendiri.
Tapi, sungguh, aku mencintaimu,
merindukan manis bibirmu.

Apa lagi yang harus kulakukan agar kau percaya?
Kenapa masih saja senyum retakmu yang kudapati?

Hanna, kau dengarkah suara itu?

Hatiku baru saja patah....

Ah, untuk kali pertama aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan novel ini. Menceritakan sebuah kisah cinta yang begitu memilukan. Tentang Hanna dan Kai. Tentang kepercayaan yang ingin mempercayai tapi bayang masa lalu selalu menghantui. Tentang memori yang ingin melepaskan tapi syarat penuh ketakutan. Itu tentang Hanna. Kai adalah nama laut. Dan laut itu begitu rapuh, kacau dan berengsek. Laut itu tidak menenangkan, tapi bagi Hanna, laut Kai itulah laut yang ingin dia percayai. Ah, disini ada unsur cerita jazz.nya. Ah, ya.. musik jazz ternyata musik yang selalu menenangkan, tanpa hentak-hentakkan yang sia-sia. Dan dari novel itu, aku malah mencari-cari musik jazz yang judulnya "girl from ipanema". Yak, julukan Kai untuk Hanna, gadis yang bisa merubah hidupnya menjadi lebih baik dan menjadi lebih tenang. Endingnya, ternyata Kai menjadi lautnya Hanna. Intinya bagi yang suka novel, ngga bakal nyesel deh baca ini. Tapi yang satu ini adult yak. :)

5. MEMORI
Yap, ini novel yang beberapa hari lalu aku baca. Broken Home. Yang memang hanya menyisakan memori-memori masa lalunya. Yak, disini mba Windry menceritakan tentang dunianya. Dunia arsitek. Ya... pekerja seni. Ah, lagi-lagi tentang seni.Tapi, mba Windry bikin aku tertarik sama dunia kearsitekan. Arsitek itu keren, mereka bisa bikin bangunan-bangunan yang unik, bagus. Dan lagi-lagi, mba Windry ngenalin aku sama Fank O. Gehry. hasil karyanya memang sedikit abstrak, tapi indah. Jangan-jangan mba Windry itu suka sama Gehry yaa... ?. xixixixi.


Cinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi. 
Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini. 
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman. 
Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.
Hoho, ini resensi novelnya. sedikit mengharukan ya... 
Tentang cinta yang tak lagi sama.
Disini mba Windry menorehkan sedikit tentang dunianya. Dunia kearsitekan, si pekerja seni. Dia ngga bakal menjiplak karya orang lain sekalipun kliennya itu meminta. Ya, itulah Mahoni, baginya dia lebih baik kehilangan klien daripada harus jadi plagiat. Dia yang dulu meniti karir di Virginia kini harus kembali ke Jakarta di karenakan ayahnya meninggal. Namun, sesampainya di jakarta,dia malah diminta Om Ranu untuk menjaga Sigi. Sigi artinya Kayu Damar, kayu yang paling kuat, dan ayahnya begitu mencintai Sigi. Itulah yang membuat Mahoni membenci Sigi, karena Grace (ibunya Sigi) adalah wanita yang membuat pernikahan Ayahnya dan Ibunya hancur. Dan sejak saat itulah, Mahoni tak pernah percaya lagi tentang cinta. Singkat cerita, saat bertemu Simon (temen kuliahnya) Mahoni malah merasa ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Walaupun Simon telah mempunyai Sofia,tapi dia memilih Mahoni dan meninggalkan Sofia. Dan saat itu Mahoni berpikir bahwa dia jadi sama seperti Grace. Tapi lambat laun, Mahoni menyadari bahwa kebenciannya terhadap Sigi itu salah, dan dia pun menganggap Sigi sebagai adiknya, dan berharap ibunya pun bisa menerima semua kenyataan yang ada. Kisah ini mengharukan. Mba Windry membuat tokoh Mahoni adalah orang yang egois, pencemburu dan cuek tapi tak tega membebani orang lain. Ah, pokoknya kata-kata yang bisa aku ungkapkan untuk semua novelnya mba Windry yang pernah aku baca itu "keren". 

Semua tentang cinta, tapi cinta yang berwarna. Dengan segala rasa sakit dan bahagianya. Ah, aku bener-bener suka sama gaya ceritanya mba Windry. Dan sekarang, aku resmi jadi penggemarnya Mba Windry Ramadhina.
Aku tunggu karyamu selanjutnya ya mba. Oh ya, denger-denger Novel yang London mau di film.in yak. Selamat yak, semoga cepet muncul di layar bioskop dan aku bakalan ngajak temen-temenku nonton bareng-bareng dan berselayar di London, menikmati London Eye terus ketemu sama Goldilocks. hahaha.. yang ini ngaco. Eh, tapi aku pengennya yang montase juga di film.in donk mba..... aku pengen liat Rayyi. ahahahahaha... 

Sukses selalu buat mba Windry ya.
Salam.
Neni Arwanda.

Tidak ada komentar: